Halaman

    Social Items

Lebih dari 100 tahun yang lalu, para pemuda Indonesia telah mengikrarkan Sumpah Pemuda di mana pada bait terakhir disebutkan bahwa Pemuda Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia. Mereka mengeluarkan ikrar tersebut tidak mudah. Nyawa yang menjadi taruhannya. Saat itu, 28 Oktober 1928 Indonesia bahkan belum merdeka.

Kini, nasib bahasa Indonesia sungguh-sungguh menyedihkan. Bagaimana tidak, hampir semua warga negara Indonesia, khususnya Pemuda Indonesia tidak ada lagi yang fasih berbahasa Indonesia. Terkikis arus globalisasi dan modernisasi yang merayu kita untuk menggunakan bahasa asing atau malah "bahasa gaul" sebagai bahasa sehari-hari. Saya sendiri pun sekarang merasa kesulitan untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar karena dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit menemukan rekan bicara atau bahan praktik yang dapat mengasah kemampuan berbahasa Indonesia saya.

Blog disebut-sebut sebagai media terefektif bagi seorang penulis untuk mempublikasikan tulisannya. Banyak pengguna internet Indonesia yang menjadi Blogger. Tulisan-tulisan yang dimuat dalam blognya pun kebanyakan berbahasa Indonesia. Namun ternyata saya belum pernah menemukan blog yang ditulis dengan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Yang jauh lebih parah lagi, jarang saya temukan suatu acara, slogan, dan sejenisnya yang menggunakan Bahasa Indonesia. Memang, sebagian besar slogan atau nama suatu kegiatan dapat ditulis atau diucapkan dengan lebih ringkas jika menggunakan Bahasa Inggris meskipun tidak semua. Cobalah Anda artikan istilah autoblackthrough atau blackinnovationaward.

Yuk, Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Lebih dari 100 tahun yang lalu, para pemuda Indonesia telah mengikrarkan Sumpah Pemuda di mana pada bait terakhir disebutkan bahwa Pemuda Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia. Mereka mengeluarkan ikrar tersebut tidak mudah. Nyawa yang menjadi taruhannya. Saat itu, 28 Oktober 1928 Indonesia bahkan belum merdeka.

Kini, nasib bahasa Indonesia sungguh-sungguh menyedihkan. Bagaimana tidak, hampir semua warga negara Indonesia, khususnya Pemuda Indonesia tidak ada lagi yang fasih berbahasa Indonesia. Terkikis arus globalisasi dan modernisasi yang merayu kita untuk menggunakan bahasa asing atau malah "bahasa gaul" sebagai bahasa sehari-hari. Saya sendiri pun sekarang merasa kesulitan untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar karena dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit menemukan rekan bicara atau bahan praktik yang dapat mengasah kemampuan berbahasa Indonesia saya.

Blog disebut-sebut sebagai media terefektif bagi seorang penulis untuk mempublikasikan tulisannya. Banyak pengguna internet Indonesia yang menjadi Blogger. Tulisan-tulisan yang dimuat dalam blognya pun kebanyakan berbahasa Indonesia. Namun ternyata saya belum pernah menemukan blog yang ditulis dengan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Yang jauh lebih parah lagi, jarang saya temukan suatu acara, slogan, dan sejenisnya yang menggunakan Bahasa Indonesia. Memang, sebagian besar slogan atau nama suatu kegiatan dapat ditulis atau diucapkan dengan lebih ringkas jika menggunakan Bahasa Inggris meskipun tidak semua. Cobalah Anda artikan istilah autoblackthrough atau blackinnovationaward.

2 comments:

  1. MEMANG BENAR, Sebagai Pemuda, Kita Harus menanamkan pada diri kita Poin-Poin Sumpah pemuda!!!
    "Jangan Punahkan Bahasamu Sendiri Wahai Pemuda Indonesia"

    ReplyDelete
  2. Gua sih menguasai 5 bahasa...yaitu bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Inggris,bahasa tubuh, dan bahasa monyet.

    ReplyDelete

Please, leave your comment here.